Jumat, 19 Juli 2013

Beginilah Rizal Ramli Saat Jadi Preskom PT SG: "Berprestasi, Tetapi Malah Dicopot"

[RR1-online]:
KETIKA diangkat sebagai Presiden Komisaris atau Komisaris Utama di PT Semen Gresik Tbk  (PT SG) pada September 2006, Rizal Ramli (RR) bergerak cepat, langsung mengadakan pertemuan dengan seluruh jajaran komisaris dan direksi PT Semen Gresik Group, termasuk dengan komisaris dan direksi Semen Padang dan Semen Tonasa – (sebagai anak perusahaan PT SG).

Dalam pertemuan sambil makan malam itu, dalam suasana informal, RR menyatakan bahwa sebagai Komisaris Utama yang ditunjuk pemerintah selaku pemegang saham PT SG akan bertindak proaktif untuk mendongkrak kinerja BUMN tersebut.

Kamis, 18 Juli 2013

Saat Rizal Ramli Menjabat Menteri Keuangan: “Supercepat Merevisi APBN 2001”


[RR1-online]:
Sepanjang sejarah dalam kegiatan menyusun maupun merevisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di Indonesia atau bahkan di dunia, hanya Rizal Ramli yang sempat melakukannya secara supercepat, yakni hanya dalam waktu empat hari sejak dilantiknya sebagai Menteri Keuangan.

Begini cerita. Suatu hari di bulan Juni 2001. Presiden Abdurrahman Wahid tiba-tiba meminta Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Rizal Ramli, datang ke Istana Negara. Rizal Ramli pun segera meluncur dari kantornya di Jalan Taman Suropati, Gedung Bappenas, menunju istana.

Rizal Ramli Saat Menjabat Menteri Keuangan: “Beri Solusi Jitu Atasi Problem BII”


[RR1-online]:
AKIBAT resesi ekonomi Indonesia tahun 1997/1998, membuat sendi-sendi perekonomian di tanah air terasa amat sulit bergerak. Termasuk pada awal Juli 2001, pemerintah menghadapi situasi yang amat pelik sehubungan dengan rush yang dialami Bank Internasional Indonesia (BII). Bank yang sahamnya sudah dikuasai 100% oleh pemerintah lewat Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) itu diserbu nasabah. Mereka menarik dana simpannya di BII seiring dengan mencuatnya kontroversi kredit yang diberikan BII kepada Grup Sinar Mas sebesar Rp.12 triliun.

Kredit yang disalurkan kepada kelompok usaha yang dipimpin konglomerat, Eka Tjipta Widjaya – pemilik lama saham BII – dikabarkan masuk kategori lima alias macet total.

Rabu, 17 Juli 2013

Saat Rizal Ramli Menjabat Menko Ekonomi, “Menggaet Rp.5 Triliun tanpa Menjual Saham”

[RR1-online]:
GAWAT! Ribuan karyawan PT Telkom (Telekomunikasi Indonesia) menentang gagasan penghapusan kepemilikan silang (cross ownership) dan manajemen silang (cross management) antara PT Telkom dan PT Indosat di puluhan anak perusahaannya yang dicetuskan Menko Perekonomian Rizal Ramli. Suara keras para karyawan yang tergabung dalam Sekar (Serikat Karyawan) Telkom itu mulanya berupa cetusan kekecewaan yang dimuat di koran-koran.

Belakangan, seiring dengan kian dekatnya pelaksanaan pemisahan kepemilikan silang itu, para karyawan pun turun ke jalan. Ribuan karyawan PT Telkom mendatangi kantor Departemen Perhubungan di Jalan Medan Merdeka, Jakarta, dan meminta pemerintah membatalkan rencana tersebut. Orasi yang dilakukan karyawan Telkom semakin lama juga kian panas.

Rizal Ramli Saat Menjabat Menko Ekonomi, “Merestrukturisasi Properti, UKM dan Petani”


[RR1-online]
Lukman Purnomosidhi, “pengurus teras” Dewan Pimpinan Pusat REI (Real Estat Indonesia) tanpa ragu menyebut Rizal Ramli sebagai ”Dewa Penyelamat Sektor Real Estat”. Kok bisa?

“Peran Bang Rizal Ramli sangat besar dalam restrukturisasi sektor properti ketika menjabat sebagai Ketua Komite Kebijakan Sektor Keuangan (KKSK),” ujar Lukman.

Begini ceritanya.

Rizal Ramli Saat Menjabat Menko Ekonomi, “Operasi Penyelamatan PLN”

[RR1-online]
Sebagai Menteri Koordinator Perekonomian, Rizal Ramli (RR) menjalani kesibukan yang sangat padat serta melelahkan, dan tentunya penuh dengan tekanan.

Meski waktu 24 jam sehari terasa tak cukup baginya, namun RR sedikit pun tak pernah mengeluh, bahkan Sabtu dan Minggu pun harus dimanfaatkan bersama stafnya untuk menuntaskan masalah demi masalah yang melilit di negeri ini.

Bagaima tidak, RR sangat menyadari tanggungjawabnya kepada Bangsa Indonesia yang kondisinya belum juga pulih setelah dihantam krisis ekonomi 1997/1998. Daya beli merosot, sementara harga aneka barang kebutuhan sehari-hari kian membubung. Rakyat kecil kian sulit menjangkau barang-barang kebutuhan pokoknya. Rizal Ramli merasa bertanggung jawab untuk mengatasi berbagai problem ekonomi yang pelik, yang menuntut proses pengambilan keputusan yang cepat, tepat, dan efektif, bahkan kerap lewat terobosan dan inovasi kebijakan.

Selasa, 09 Juli 2013

Beginilah Rizal Ramli Saat Menjabat Kabulog

[RR1.info]
SEUSAI dilantik sebagai Kepala Badan Urusan Logistik (Ka.Bulog) menggantikan Jusuf Kalla pada Senin, 3 April 2000, Rizal Ramli (RR) langsung menancapkan Program Restrukturisasi agar citra Bulog dapat menjadi lebih baik melalui penataan organisasi yang transparan, akuntabel, dengan menitikberatkan pada sikap profesionalisme dan penuh tanggungjawab.

Program restrukturisasi itu pun digulirkan, yakni di antaranya dengan melakukan pergantian dan mutasi lima jabatan eselon satu (deputi) dan 54 jabatan eselon II (Kepala Biro dan Kepala Dolog).

Ketika itu, terdapat 24 Kadolog (dari 26 Dolog yang tersebar di seluruh provinsi se-Indonesia) langsung dipensiunkan, juga ada yang dimutasi.Langkah ini mulus dilaksanakan, dan tak ada gejojak atas perombakan yang fundamental tersebut karena semuanya dilakukan melalui pertimbangan perbaikan citra Bulog yang harus berpihak kepada rakyat kecil, terutama para petani.